Senin, 08 Desember 2014

Kenapa untuk menikah harus pake ngitung weton segala sih?

Sebenarnya dalam Islam tdk ada penentuan tanggal baik berdasar weton. Karena dalam Islam sebenarnya semua hari adalah baik untuk menikah (melaksanakan ibadah). Namun jgn salah, beberapa ulama juga menyatakan mmg ada hari dan bulan yg dianggap plg baik dibandingkan hari dan bulan lainnya untuk melangsungkan akad.
Dalam kitab Qurratul ‘uyun disebutkan bahwa menikah yang baik adalah di bulan syawal dan disunahkan dibulan romadhon seperti hadits riwayat sayyidah ‘aisyah r.a yang artinya :
“rasulullah saw menikah dengan saya pada bulan syawal dan memasuki nikah juga pada bulan syawal, maka siapakah istri-istri rasulullah yang lebih utama bagi beliau daripada saya? Kemudian sayyidah ‘aisyah menyunahkan memasuki njikah dengan wanita-wanita pada bulan syawal. Dan rasulullah saw menyunahkan nikah pada bulan ramadhan.”
Hari rabu tidak disarankan karena hari tersebut terhitung hari apes. Selain itu juga disarankan untuk menghindari hari sabtu, karena hari sabtu merupakan hari besar orang yahudi. Selain itu juga dihimbau menjauhi tanggal 13.
Sementara menurut adat Jawa,  ada beberapa bulan yg dianggap baik antara lain Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rejeb, dan Bulan Besar. Untuk mengetahui nama bulan ini bisa liat di kalender kok.
Hanya saja untuk melestarikan budaya Jawa dan menghargai para tetua, memang kalau orang Jawa suka pakai hitungan berdasarkan weton. Selain itu para tetua pasti akan merasa lebih lega jika ternyata weton calon kedua mempelai cocok.
Na kalau g cocok gimana?
Ada beberapa tetua yg masih "kolot" ngeyel benar2 g mau keduanya menikah, tetapi ada juga yang menyarankan menggunakan "penangkal".
Penangkal ini bisa berupa bancakan pada hari weton kelahiran calon kedua mempelai, jika setelah menikah msh ada kesialan2, dipercaya bahwa perlu bancakan lagi pada hari kelahiran keduanya selama 7 hari berturut-turut (ya bisa dibilang ini sedekah) dan jgn lupa byk berdoa kepada Allah SWT (jgn pd yg lain ya, INGAT!!)
Sebenarnya penangkal ini pun jgn diartikan sbg syirik atau percaya pada selain Allah. Tp anggap saja sbg syukuran dan sedekah untuk mempererat rasa kekeluargaan dg masyarakat sekitar.

Catatan :
Jika para tetua tetap menentang dg alasan ketidakcocokan berdasar weton, sebaiknya Anda meminta bantuan orang yang mengerti tentang Islam dan sangat berpengaruh untuk mmbantu Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar